Bor lebih dalam
Sebelum ke project aerasi dan filtrasi, penulis ingin mengangkat sedikit tentang memperdalam sumur bor.
Saat kita mendapati air sumur bor kita kurang memenuhi standar kebutuhan kita, biasanya kita cenderung untuk mengebor lebih dalam lagi, dengan harapan akan memperoleh air yang lebih jernih.
Hal ini penulis alami sendiri, dimana pengeboran dilakukan beberapa kali di beberapa tempat berbeda di seputar rumah.
Mulai dari kedalaman 8 meter, 12 meter, 16 meter, hingga yang terakhir adalah 22 meter, dengan rumah pipa (casing) yang ditambah. Namun cara ini tetap tidak membuahkan hasil yang maksimal.
Awal-awal pengeboran memang didapat air yang menurut tukang bor dan kita cukup baik, dan diperoleh pada kedalaman berpasir cerah. Namun setelah beberapa lama, bau besi ini muncul.
Bisa jadi karena rembesan dari air tanah di sekitar casing yang akhirnya turun ke dalam sumur bor.
Kalau demikian, maka solusi yang ditawarkan oleh tukang bor adalah: bor lagi... dan lagi... atau diperdalam lagi. Ini memang cara praktis untuk mendapatkan air tanah yang baik, dan umum dilakukan masyarakat.
Namun terkadang kita lupa, bahwa dengan melakukan pengeboran lebih dalam maka kita akan menemui hal-hal sebagai berikut:
Dengan metode aerasi dan filtrasi yang akan kita bahas nanti, maka poin-poin di atas bisa kita hindari.. stay tune terus, semoga bermanfaat.. 😁
https://www.borneonews.co.id
Saat kita mendapati air sumur bor kita kurang memenuhi standar kebutuhan kita, biasanya kita cenderung untuk mengebor lebih dalam lagi, dengan harapan akan memperoleh air yang lebih jernih.
Hal ini penulis alami sendiri, dimana pengeboran dilakukan beberapa kali di beberapa tempat berbeda di seputar rumah.
Mulai dari kedalaman 8 meter, 12 meter, 16 meter, hingga yang terakhir adalah 22 meter, dengan rumah pipa (casing) yang ditambah. Namun cara ini tetap tidak membuahkan hasil yang maksimal.
Awal-awal pengeboran memang didapat air yang menurut tukang bor dan kita cukup baik, dan diperoleh pada kedalaman berpasir cerah. Namun setelah beberapa lama, bau besi ini muncul.
Bisa jadi karena rembesan dari air tanah di sekitar casing yang akhirnya turun ke dalam sumur bor.
Kalau demikian, maka solusi yang ditawarkan oleh tukang bor adalah: bor lagi... dan lagi... atau diperdalam lagi. Ini memang cara praktis untuk mendapatkan air tanah yang baik, dan umum dilakukan masyarakat.
Namun terkadang kita lupa, bahwa dengan melakukan pengeboran lebih dalam maka kita akan menemui hal-hal sebagai berikut:
- Merusak lingkungan, karena air yang kita ambil adalah air tanah dalam (artesis) yang lama proses hidrologinya di kerak bumi, dan berpengaruh pada penurunan muka tanah.
- Untuk menarik air dari lubang pengeboran dalam, harus menggunakan pompa satelit (submersible pump) yang dibenamkan ke dalam sumur. Harga pompa ini tidaklah murah, berkisar antara Rp 1,8 juta hingga 3 juta, bahkan lebih.
- Daya yang dibutuhkan pompa satelit ini cukup besar, mulai dari 1/2 PK (kira2 375 Watt) atau lebih, jadi kebutuhan dayanya cukup besar dan tentu menguras pulsa PLN prabayar kita.
- Perbaikan pompa satelit jika mengalami kerusakan membutuhkan keahlian khusus, jadi tidak bisa kita kerjakan sendiri.
- Air tanah dalam, pada prinsipnya adalah air yang tersaring (filtered) dengan metode yang mirip dengan yang akan kita kerjakan.. :)
Dengan metode aerasi dan filtrasi yang akan kita bahas nanti, maka poin-poin di atas bisa kita hindari.. stay tune terus, semoga bermanfaat.. 😁
Comments
Post a Comment